Pernikahan Unik

Thursday, March 20, 2003

| | | Comments: (0)
Pasangan Rekoris, Hendry Filcozwei Jan & Linda

Rekoris, rekor. Sejak memutuskan akan menikah, kami sudah mulai merencanakan pesta pernikahan. Karena sudah tercatat sebagai rekoris (pemegang rekor), saya berkeinginan agar dari pesta pernikahan ini ada yang bisa dicatatkan di Muri (Museum Rekor Indonesia). Linda (calon istri), mendukung rencana saya. Maka mulailah kami berpikir, apa yang akan kami buat...

Prestasi, selebriti. Mengapa harus tercatat di Muri? Saya ingin berita pernikahan kami dimuat di koran atau kalau bisa ditayangkan di TV. Pasang iklan ucapan pernikahan? Itu bukan pilihan. Siapa saja bisa pasang iklan. Mau sebesar apa, mau di koran apa saja,… asal punya uang pasti bisa. Itu bukan prestasi. Karena kami bukan selebriti/ public figure, maka usaha ini harus mengandalkan kreativitas. Sekedar informasi saja, harga sebuah undangan pernikahan yang kami cetak kurang dari Rp 2.000/ buah (ini adalah harga normal untuk tahun 2003). Banyak undangan yang lebih mewah/ mahal, namun tak berhasil tercatat di Muri. Itu artinya prestasi ini dihasilkan dengan kreativitas, bukan mengandalkan uang banyak. Kami tidak mengalokasikan dana khusus dalam jumlah besar untuk cetak undangan.

Unik, Menarik. Karena pernikahan hanya sekali untuk seumur hidup, maka kami ingin agar peristiwa ini selalu dikenang. Setelah berdiskusi akhirnya kami sepakat: undangan & souvenir pernikahan yang kami cetak haruslah unik. Tidak hanya unik, tapi keduanya juga harus menarik.

Inggris, Perancis. Pemberkahan pernikahan kami dilaksanakan Kamis, 20 Maret 2003 (2003 2003), sedang pesta pernikahan digelar Minggu, 01 Juni 2006. Tapi sejak November 2002 kami sudah mengirim hasil cetakan undangan pernikahan kami ke Muri. Tepat di ultah ke-13 Muri (27 Januari 2003) kami diundang ke Muri untuk presentasi/ pengujian rekor yang kami ajukan. Sekitar awal Maret 2003, piagam rekor kami terima sebagai tanda sah-nya rekor kami. Di piagam rekor tertulis PIAGAM PENGHARGAAN MUSEUM REKOR INDONESIA DIANUGERAHKAN KEPADA Hendry Filcozwei Jan & Linda sebagai “Pasangan yang Membuat Undangan Pernikahan Berbentuk Unik (Kubus) dengan 6 Bahasa Berbeda di ke-6 Sisinya (Indonesia, Inggris, Mandarin, Perancis, Jerman, dan Pali)”. Jadi saat pesta pernikahan, selain memajang foto pernikahan di tempat pesta, kami juga memajang piagam rekor Muri dan undangan pernikahan kami.

Misi, televisi. Kriteria tercatat di Muri ada 4 yaitu PPUL (Paling, Pertama, unik, dan Langka). Mengapa kami tidak mengincar rekor paling/ ter? Penjelasan tentang ini sudah kami uraikan secara panjang lebar di situs kami yang lain. Untuk informasi lengkap, silakan klik: www.hfj-rekoris.blogspot.com. Usaha dan kreativitas kami tidak sia-sia, misi kami tercapai. Setelah undangan kami tercatat di Muri, berita pernikahan kami dimuat di koran, majalah, dan kami diwawancara untuk tayangan televisi. Data lengkapnya bisa dilihat di (silakan klik) www.hfj-profil.blogspot.com.

Detail Undangan

Wednesday, December 25, 2002

| | | Comments: (0)
Undangan pernikahan unik 6 bahasa
(Tampak depan difoto dari sisi kanan)

Undangan pernikahan unik 6 bahasa
(Tampak belakang difoto dari sisi kanan)


Sejak proses pencarian ide, merancang sampai mencetak undangan, selalu kami rahasiakan. Hanya saya, Linda, dan pihak percetakan yang tahu bentuk undangan kami. Pihak percetakan juga tidak tahu kalau undangan ini akan diajukan ke Muri. Pihak keluarga tidak ada yang tahu dan memang tidak kami beritahukan. Mengapa? Ide pembuatan undangan ini didapat dengan susah payah. Sejak November 2002 undangan sudah jadi, sedangkan pesta baru akan digelar 01 Juni 2006. Waktunya masih sangat panjang, kalau bocor… kami khawatirkan akan dijiplak orang lain. Anda tahu sendiri, di negeri tercinta ini, apa yang tidak bisa dibajak dan dipalsukan/ ditiru? Akan sangat menyakitkan andai sebelum pesta digelar, ada pasangan lain yang menikah dengan undangan 6 bahasa dengan bentuk kubus juga. Sekali pun rekor sudah diakui (sekitar awal Maret 2006), bagaimana bentuk undangan kami masih tetap jadi rahasia! Baru saat mengundang teman (dibagikan) mereka baru tahu begini bentuknya. Para penjiplak/ plagiator hanya punya waktu 1 minggu!

Setelah undangan jadi, saya menempelkan double tape satu persatu. Setelah jadi, undangan kami simpan dalam kardus agar tidak kotor terkena debu, tidak penyok, dan tidak terlihat orang. Dengan menyewa mobil, kami berangkat ke Jakarta membagi-bagikan undangan kepada famili. Penuh perjuangan untuk melipat sisi-sisi kubus/ kotak, menempelkan sekian banyak double tape ke sisi kotak, dan menjaganya tidak penyok/ tetap utuh sampai ke tangan orang yang kami undang. Butuh ketelitian dan kesabaran. Juga butuh ruang besar untuk menyimpan sekian ratus undangan. Kalau undangan biasa, tidak memerlukan banyak tempat. Mungkin 1 dus mie instant sudah cukup. Undangan kami? Perlu beberapa dus besar untuk menyimpannya sampai hari pembagian undangan! Tapi ada bedanya. Kalau undangan biasa, Anda harus membeli plastik untuk membungkus undangan, undangan kami tidak perlu plastik lagi. Tapi rasa capek, dan segala kerumitan menjaga undangan unik ini terbayar ketika diakui sebagai rekor Muri dan beritanya dimuat di koran, majalah dan kami tampil di TV. Kalau untuk diberitakan di koran (pasang iklan/ berita keluarga seperti tanggal sekian si Anu menikah dengan si Ani, dst., orang harus bayar). Meski ukuran iklannya kecil, harganya mahal. Tapi berita kami dimuat di koran dan majalah dengan isi lebih panjang (kolom lebih besar) tanpa harus keluar uang sepeser pun. Bahkan untuk beberapa tayangan televisi, kami diberi souvenir, dan uang saku setelah diwawancara. Anda berminat mengikuti jejak kami???

Mengapa 6 bahasa?
Karena bentuknya kubus (ada 6 sisi).

Mengapa bahasa Indonesia, Mandarin, Inggris, Perancis, Jerman, dan Pali yang dipilih?
Indonesia adalah bahasa resmi negeri kita, Mandarin/ Tionghua menunjukkan kami keturunan Tionghua. Inggris, Perancis, dan Jerman karena itu bahasa internasional. Bahasa Pali? Bagian ini kami mengutip dari Tipitaka yang berbahasa Pali, karena kami seorang Buddhis!

Susunan bahasa yang dipakai?
Sisi atas menggunakan bahasa Inggris dengan tulisan: Especially for: Mr./ Miss/ Mrs. dan mohon maaf bila ada kesalahan penulisan nama dan gelar (tentu dalam bahasa Inggris).

Sisi depan berisi foto kami dengan tulisan bahasa Perancis yang berbunyi undangan pernikahan Hendry Filcozwei Jan & Linda. Mengapa bagian ini dipilih bahasa Perancis? Karena tulisan untuk kata undangan dalam bahasa Perancis mirip dengan bahasa Inggris. Jadi kalaupun Anda tidak mengerti bahasa Perancis, Anda masih dapat mereka-reka apa arti tulisan itu.

Sisi kiri berbahasa Indonesia. Di sini tertulis nama pengantin, nama orang tua, waktu dan tempat pemberkahan dan pesta pernikahan. Biasanya orang hanya menuliskan putra/ putri ke sekian dari Tn./ Ny. XXX. Jadi nama ibu pengantin tidak pernah diketahui. Atas dasar kesetaraan pria dan wanita, nama papa dan mama kami cantumkan di sana. Mungkin ini yang pertama kali dilakukan oleh pengantin?

Sisi kanan berbahasa Mandarin, isinya terjemahan sisi kiri. Biar Anda tak bisa membaca huruf kanji, Anda akan mengerti apa isinya.

Sisi belakang berbahasa Jerman. Anda tak mengerti bahasa Jerman? Saya yakin dengan pencantuman nama ayah pengantin pria dan keluarga (kiri) dan nama ayah pengantin wanita dan keluarga (kanan) serta Hendry & Linda di bawahnya, Anda bisa menebak. Tentu bahasa Jerman ini mempunyai arti hormat kami, keluarga X, keluarga Y, Hendry & Linda. Ini tulisan di bagian bawah. Di atasnya masih ada kalimat berbahasa Jerman. Artinya? Terjemahan bebasnya kurang lebih seperti ini: “Dengan penuh rasa hormat, kami mengundang Anda untuk hadir di pernikahan kami. Kehadiran dan doa restu Anda sangat kami harapkan”.

Sisi bawah berbahasa Pali dari Dhammapada sebagai berikut:


Sace labhetha nipakam sahāyam,
saddhim caram sādhuvihāri dhiram,
abhibhuyya sabbāni parissayāni,
careyya tenattamano satimā.
(Dhammapada XXIII – 328)

terjemahannya bebasnya:

Bila dalam perjalanan hidupmu,
engkau menemukan seorang teman yang bijaksana
& cocok untuk hidup denganmu,
hendaklah engkau berjalan bersamanya,
dengan gembira dan penuh kesadaran mengatasi segala bahaya.
(Dhammapada XXIII – 328)


Antara bahasa Pali dan bahasa Indonesia dipisahkan 12 simbol love () yang menunjukkan bulan kelahiran Linda (Desember).

Mengapa ada terjemahannya?
Tujuan pemasangan kutipan Dhammapada tidak akan tercapai, bila orang tidak mengerti maknanya. Makanya kami memutuskan memasang terjemahannya pula.

Mengapa kutipan dari Dhammapada diletakkan di sisi bawah? Terkesan kurang sopan.
Kami mengerti itu. Tapi pemikiran kami adalah Dhammapada (mewakili Tipitaka) menjadi fondasi/ dasar kami membangun rumah tangga. Sebelum membangun rumah, orang membuat fondasi terlebih dahulu. Dengan fondasi (letaknya di bagian bawah ‘kan?) yang kuat, kami berharap rumah tangga ini mampu bertahan dari berbagai rintangan.

Ukurannya?
7,5 cm x 7,5 cm x 7,5 cm. Biasanya orang Tionghua suka angka 8 (pak yang mirip bunyi “fak” yang mempunyai arti keberuntungan). Mengapa bukan 8 cm? Angka 7 di awal adalah tahun kelahiran kami berdua (kami angkatan 70-an), dan 5 adalah bulan kelahiran saya (Mei).


Apa istimewanya rekor undangan 6 bahasa ini?

Umumnya karya yang tercatat sebagai rekor hanya 1 buah, kalaupun lebih paling 2-3 buah. Satu buah yang asli, kemudian terkadang ada duplikatnya. Misalnya yang asli ada di rekoris (pemegang rekor), yang duplikat dipajang di Muri. Nah... undangan pernikahan kami ini dicetak 300 buah lebih. Semuanya asli (satu dengan yang lainnya sama, jadi tidak ada yang duplikat). Dan istimewanya, semua yang kami undang mendapatkan undangan (barang rekor) yang sama dengan yang dipajang di Muri. Bila Anda termasuk yang kami undang, kami sangat berterima kasih jika undangan tersebut masih disimpan sebagai koleksi, seperti yang dilakukan Rosmery, teman kami di Muara Bungo (Jambi).




Unik Lain

Friday, May 11, 2001

| | | Comments: (0)
Bukan hanya undangan kami yang unik, masih ada beberapa keunikan yang kami hadirkan dalam pernikahan. Berikut ini penjelasannya:

Tanggal pemberkahan pernikahan, Kamis, 20 Maret 2003 kami tuliskan dengan angka menjadi 2003 2003. Sebuah angka kembar, atau bisa juga hanya ditulis 2003. Bila Anda ingat tahun pernikahan kami, berarti Anda juga mengingat tanggal dan bulan pernikahan kami (begitu juga sebaliknya).

Tanggal pesta pernikahan, Minggu, 01 Juni 2006. Mengapa pilih tanggal 1? Pada prinsipnya kami mencari hari Minggu. Dalam 1 bulan ada 4-5 hari Minggu. Maka kami putuskan tanggal 1 saja (semua perhitungan dimulai dari 1). Ssst… ini jadi tanggal baik karena karyawan baru saja gajian, jadi ada peluang mendapat angpao dengan nilai gede he… 3x).

Waktu pemberkatan? Pada pukul 11.20.03’ atau pukul 11 lewat 20 menit, 03 detik (11 tanggal lahir saya, menit dan detiknya kalau ditulis jadi 2003 juga).



Plat mobil pengantinnya: D 2003 HL (D plat kendaraan Bandung, 2003 tanggal dan bulan pemberkahan pernikahan sekaligus tahunnya, HL = Hendry & Linda). Di bawahnya, pada bagian tengah tertulis angka 01.06 (pada plat kendaraan biasa ini artinya pajak kendaraan berakhir Januari 2006, tapi bagi kami ini tanggal pesta pernikahan kami 01 Juni). Tahunnya? Ya tetap tahun 2003 seperti angka di atasnya. Kemudian ada kata Happy di kiri dan Wedding di kanan, mengapit angka 01.06 tadi.



Mas kawin yang saya berikan, salah satunya adalah uang logam yang dibingkai. Uang logam ini disusun membentuk huruf dan angka. Baris atas: H L dan di baris bawah: 2003. Uniknya koin yang membentuk huruf H (11 koin) ditambah koin yang membentuk huruf L (7 koin) adalah sama dengan koin yang membentuk tanda (18 koin). Lalu tulisan angka 2003, tiap angka disusun dari koin berjumlah sama yakni 16 koin. Kalau dijumlahkan H = 11, = 18, L = 7, tiap angka = 16 koin maka 4 x 16 = 64 koin. Jadi 11 + 18 + 7 + 64 = 100 koin. Itu artinya cinta 100%. Koinnya dari mana? Koin yang dipakai adalah koin bersejarah. Koin inilah yang saya pakai saat memecahkan rekor menyusun menara uang yang juga tercatat di Muri.

Undangan pernikahan. Undangan kami antarkan dalam bentuk kubus untuk yang berada di kota Bandung dan sebagian famili di Jakarta. Untuk yang luar di luar kota, undangan dikirim masih dalam bentuk lembaran, namun semua bagian yang perlu di-lem sudah kami beri double tape, juga kami lengkapi petunjuk membuat kotak/ kubus undangan kami. Ada juga kertas berisi peta lokasi pesta dan keterangan bahwa undangan pernikahan ini tercatat sebagai salah satu rekor Muri. Pada tutup kotak (bagian untuk buka tutup-nya) kami cantumkan alamat email dan nomor HP. Untuk apa? Kalau ada undangan yang tidak bisa hadir, mereka bisa kirim email ataupun SMS. Juga ada tulisan: Desain undangan karya: Hendry Filcozwei Jan & Linda.

Souvenir pernikahan silakan lihat di topik “Souvenir Unik” (di bawah ini).

Souvenir Unik

Wednesday, December 20, 2000

| | | Comments: (0)

Cover depan souvenir BMTK


Cover belakang souvenir BMTK


Souvenir pernikahan kami berbentuk buku kecil yang kami beri nama Buku Mini Tanda Kasih (BMTK). Dari bentuknya, buku kecil ini sudah menarik, begitu pula isinya. Anda tentu belum tahu ‘kan? Mari kita simak keunikan lain di buku yang sarat makna ini…

Di cover depan Anda akan melihat tanda dengan huruf H & L inisial nama kami yang berwarna putih (baca: krem alias warna dasar kertas karton) dengan sekelilingnya warna hitam/ coklat. Umumnya huruf inisial nama yang berwarna, sedangkan latar belakang yang putih/ warna dasar. Apa artinya? Semoga saja kami tetap akan putih meski kami hidup di lingkungan yang gelap/ hitam.

Pada halaman 2 Anda akan membaca profil singkat “Lebih Dekat dengan Hendry Filcozwei Jan” kami sajikan seperti profil di surat kabar/ koran. Dan nanti di halaman 43 Anda akan mengenal profil pengantin wanitanya, Linda.

Ada huruf “Xuang Xi” alias double happiness di empat sudut menandakan kami masih mengikuti tradisi dan mencirikan kami orang Tionghua. Nggak salah ‘kan melestarikan budaya?

Pada halaman 03 ada simbol love: yang memisahkan bagian atas dan bawah. Ada 25 buah simbol (25 adalah tanggal lahir Linda). Tapi kalau Anda teliti, mengapa 25 tanda tersebut tidak berjarak sama? Ada yang jarang ada yang rapat? Di bagian tengah ada 11 yang rapat (11 adalah tanggal lahir Hendry). Karena 11 di tengah, maka kiri dan kanannya adalah sisa dari 25-11= 14 (artinya ada 7 di kiri dan 7 di kanan). Mengapa tanda pembatas selalu tanda ? Tentu saja ini dimaksudkan agar hidup kami dipenuhi cinta.

Halaman 04-08 perhatikan 2 kata yang dicetak tebal di awal alinea. Kedua kata tersebut mempunyai bunyi akhir yang sama (Puji-janji, unik-menarik, tipis-manis, kreasi-koleksi, bersih-kasih).

Sudah hitung tanda di halaman 20? Ada 11 buah (tanggal lahir Hendry)

Halaman 21-22 pada tiga alinea ada kata yang bercetak tebal. Semuanya mengandung kata tali (tali persahabatan, tali kasih, dan tali pernikahan).

Sudah perhatikan puisi “Doa Kami” karya Linda di halaman 24-25? Huruf pertama awal tiap kalimat yang dicetak tebal, bila dirangkai akan terbaca HENDRY LOVE LINDA.

Perhatikan Introspeksi “Baut & Mur” yang ditulis Hendry di halaman 26-32. Huruf pertama tiap awal alinea yang dicetak tebal akan membentuk kata BAHAGIA seperti yang tercetak dengan huruf besar di halaman 33.

Halaman 41-42 ada kamus ucapan terima kasih dalam 26 bahasa (16 asing, 10 bahasa daerah Nusantara). Uniknya ada kata terima kasih (Inggris yang disundakan "tararengkiu" & balita "telima kacih"), yang kami yakin akan membuat Anda tertawa, atau setidaknya tersenyum.

Halaman 44 (halaman terakhir/ cover luar belakang) sengaja kami hadirkan ucapan terima kasih dengan 6 bahasa (6 bahasa ini pula yang kami gunakan di undangan pernikahan). Ini makin menguatkan kesan serasi & 1 paket antara undangan pernikahan dan souvenir kami.

Satu lagi, tamu yang hadir tidak hanya menerima BMTK karena souvenir kami terdiri dari 2 benda yaitu BMTK dan gantungan kunci mungil dari bahan fiberglass/ resin warna-warni bening dengan bentuk lucu: kerang, lumba-lumba, bulan sabit,…

Bagi yang menerima undangan tapi tidak hadir ke pesta pernikahan kami, koleksinya tidak lengkap. Souvenir kami (BMTK) & undangan pernikahan kami merupakan 1 paket sehingga buku ini bisa Anda simpan di kotak undangan (dengan posisi diagonal).


Berikut sekilas isi BMTK:
01. Cover depan: Buku Mini Tanda Kasih, 02. Lebih Dekat dengan Hendry (biodata singkat Hendry F.Jan), 03. Halaman judul lengkap, 04. Dari Kami (kata pengantar dari kami), 05. Kata Pengantar (ini dari Mas Maman Suherman, pemred majalah SeRu! yang saya kenal saat ikut pemecahan rekor menara uang yang diadakan oleh majalah SeRu!), 06. Daftar Isi, 07. Sekilas dalam Kenangan (data tanggal bersejarah: perkenalan, jadian, dan pernikahan), 08. Apanya yang Menarik??? (apa kata Hendry tentang Linda, dan Linda mengomentari tentang pribadi Hendry), 09. Puisi: Doa Kami (karya Linda), 10. Introspeksi: Baut & Mur (karya Hendry), 11. Catatan Rekor-Rekor Pengantin di Muri (kami lampirkan di bawah ini), 12. Kata Mutiara Cinta (Dalam cinta sejati, hanya ada kau dan aku, tak ada tempat bagi orang ke-3), 13. Indahnya Terima Kasih (kamus ucapan terima kasih dari berbagai bahasa), 14. Lebih Dekat dengan Linda (biodata singkat Linda), 15. Cover belakang:Ucapan Terima Kasih 6 Bahasa.



Catatan Rekor-Rekor Pengantin di Muri

(dikutip dari BMTK halaman 34-37)


Pasangan paling lestari: Pasangan Pak Madrupi & istri, sudah menikah 85 tahun lebih (data tahun 1986).

Pengantin tertua: Pak Nimrot Ufi & Ibu Sarah Tob yang menikah di Soe, Nusa Tenggara Timur. Saat menikah usia Nimrot 97 tahun, Sarah 105 tahun.

Pasangan yang menikah dengan pengapit kembar terbanyak: Agus Sudiono dengan Susiani (pengapit 13 orang => 5 pasang kembar 2, 1 pasang kembar 3).

Pasangan yang mencetak undangan berbentuk unik (kubus) dengan 6 bahasa berbeda di ke-6 sisinya: Hendry Filcozwei Jan dengan Linda. Bahasa yang digunakan: Indonesia, Tionghua, Inggris, Perancis, Jerman, & Pali. Pemberkatan pernikahan di Vihara Vipassana Grha, Lembang pada hari Kamis, 20 Maret 2003 (2003 2003). Pesta pernikahan berlangsung di Berlian Ballroom, Hotel Holiday Inn, Bandung pada hari Minggu, 01 Juni 2003.

Pasangan unik: Kembar menikah dengan kembar: Suhardi dengan Ikawati Handayani sedang Suharjo dengan Dwiyani Handaniwati. Mereka menikah di Yogyakarta pada 25 Oktober 1997.

Pasangan unik: Kakak adik menikahi adik kakak: Renno Haryo Wiweko, S.T. dengan Juvita Revianty S.Sos sedang Ranuditte, S.T. dengan Evellyn Mustika, S.E. Mereka menikah di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan pada tanggal 21 Juli 2002. Renno kakak, Ranu adik. Vita adik, Evellyn kakak.

Undangan pernikahan terbesar: Undangan pernikahan Susi Susanti dengan Alan Budikusuma yang berukuran panjang 9 meter, lebar 3 meter karya Hartono Wibowo yang dipamerkan di Mega Mal Pluit, Jakarta 20-24 Agustus 1997.

Pemrakarsa pesta pernikahan dengan MC terbanyak: Dr. RMA Sudi Yatmana (15 MC). Pesta pernikahan ini berlangsung di Gedung Taman Raden Saleh, Semarang.

Gaun pengantin terpanjang karya Eva Bun (panjang 45 meter). Dipamerkan di Mega Mal Pluit Jakarta pada 20-24 Agustus 1997.

Pasangan langka: Suami, istri, & anak lahir pada tanggal & bulan yang sama: Kel. Pak Brian Saputra. Mereka lahir pada tanggal 12 Agustus. Seorang lagi anaknya, hanya berselisih 1 hari (lahir pada 13 Agustus).


Rekor-rekor pernikahan/ pengantin lain di antaranya:

Pelepasan layang-layang terkecil (1x1,5 cm) di dalam ruang resepsi pernikahan, rangkaian mawar hidup terbanyak, 1715 mawar hidup yang diserahkan ke para mempelai, dengan dekorasi pelaminan seluas 1850 m², resepsi pernikahan dengan dekorasi mobil, motor antik/ gokart terbanyak (55 buah) plus penampilan musik orkestra adalah rangkaian acara pada pesta pernikahan Anthony Steven Hambali dan Elisabeth Devina Prayitno (Toni & Lisa) di Kutoharjo. Tercatat 4 rekor dari pesta pernikahan ini.

MC pernikahan terbanyak. Dalam acara pernikahan anak dari DR. RMA. Sudiyatmana (Maria Agnes Punjung Vocalize dengan Nicholas Bekti Agung Wibowo), beliau memecahkan rekor sebelumnya yaitu pernikahan dengan MC terbanyak, 15 MC menjadi 45 MC. Acara berlangsung di Aula St. Athanaius Agung – Semarang pada tanggal 22 Mei 2005.

Souvenir permohonan pernikahan berupa miniatur kapal selam TNI - AL terbanyak. Dalam rangka pernikahan Jijin & Ruben, 14 Mei 2005 di Malang, Kol. (Purn.) TNI AL. FX Soewardjono Somosih dibantu oleh 4 orang pembuat souvenir membuat souvenir berupa maket/ miniatur kapal selam TNI – AL yaitu type U 209-U 206 EX. Jerman Barat sebanyak 1.001 buah dengan perbandingan ± 1 : 5000 yang terbuat dari bahan kayu. Souvenir ini dibagikan kepada tamu yang hadir. Lama waktu pembuatan memakan waktu ± 40 hari kerja. Penyerahan piagam berlangsung pada tanggal 14 Mei 2005 di Malang.

Dekorasi balon terbanyak. Pernikahan Lukas Tjong Fue Siang (Fu Siang) dan Emmanuela (Neneng) di Jogja Expo Center (JEC) Jalan Janti, Yogyakarta pada Minggu, 15-05-2004 menghadirkan dekorasi balon yang fantastis. Dekorasi dengan 76.000 balon itu mampu mengubah suasana dalam gedung layaknya taman bunga nan indah. Dekorasi balon ini tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri).

Mobil dibalut foto pengantin. Pada pernikahannya, pasangan pasangan Yockie dan Lily, mengendarai mobil bergambarkan foto diri mereka berdua. Tidak tanggung-tanggung, seluruh pasangan asal Yogyakarta yang menikah pada Januari 2006 menghiasi seluruh bodi mobil Honda Stream mereka dengan foto pernikahan. Hasil kerja keras mereka diakui pihak Muri sebagai rekor.

Data lain sedang dikumpulkan: ada yang gedung pernikahannya full dihiasi foto pengantin (Bandung), dan masih banyak lagi... Tunggu saja...

Kata Mereka

Thursday, February 04, 1999

| | | Comments: (2)
Berikut ini komentar para undangan dan teman kami tentang undangan 6 bahasa dan Buku Mini Tanda Kasih (MBTK).

Souvenir-nya sudah kuterima. Bagus banget lho, thanks ya.
Hadi/ Kim Hay (ex IPTN)
08159257XXX
23 Juli 2003
07:33:43

Hi udah nyampe tuh, bagus buku kecilnya, jadi lebih kenal sosok Hendry & Linda… Trims ya…
Hernawaty (Mahasiswi) skrg lagi kuliah S2 di Denhaag, Belanda
0811603XXX dan +31616552XXX
15 Sept 200
415:46:52

Thanks ya. Aku udah terima paketnya. Luar biasa, sederhana tapi belum tentu orang kepikiran untuk buat yang seperti itu. Tul ‘nggak?
Suriati (auditor), di Jakarta
08161177XX
17 Sept 2003
08:30:20

Aku sudah liat & baca souvenir nikah kalian. Wah… very nice. Pokoknya keren abis deh. I sudah baca abis. Xie-xie. Salam buat Linda
Juniarti Salim (mantan ketua KMBP) di Palembang
08163281XXX
13 Okt 2003
11:54:30

Sury (istrinya –red.) senang tuch… Antik katanya
Henry G.C. (mantan ketua KMBP) di Jakarta
15 Mar 2004
19:20:33

Isi BTJ (Buku Tanpa Judul -red.) & BMTK cukup bagus & banyak pelajaran yang bisa dipetik. Kritikannya: bukunya gak ada judul, tapi ada gambarnya lho… Hehe… just kidding. Udah cukup bagus kok. Saran saya pertahankan prestasi menulisnya.
Yandy Sulaiman (akupunturis) di Bandung
08122351XXX
17 Juli 2004
21:25:44

Bukunya udah diterima Ko. Kalo untuk tulisan sih Lina bilang dah OK kok, cuma bahasa Ko Hendry rasanya kurang santai mungkin karena Koko orang yang pede banget… Hehe…
Lina Dhammanari (Redaksi Kalyani) di Jakarta
08129370XXX
16 Nov 2004
12:55:12

Bukunya bagus, unik, memberi inspirasi. Tulisannya bagus. Saya harus belajar banyak sama Ko Hendry…
Shgyn (Webmaster & hobby sulap) di Bandung
08122353XXX
28 Nov 2004
20:05:18

Kirain kotak sepatu. Wah… unik. Kok bisa kepikir?
Jennij Tedjasukmana (designer busana pengantin) di Bandung

Bagus banget. Kok bisa sih… Masuk Muri lagi.
Rifan (fotografer profesional, suami Jennij Tedjasukmana) di Bandung

Buku Mini Tanda Kasih sudah saya baca. Bagus! Anda memang beda. Kreatif! Kita mesti sering tukar pikiran, biar ide kreatif semakin terasah.
Rifan (fotografer profesional) di Bandung

“Ini nih undangan yang masuk Muri” katanya kepada rekannya yang sedang bertamu
Yohanes (fotografer profesional) di Bandung

Wah… hebat yach…! Saya sudah baca semuanya, isinya sangat menarik & unik. Ada kata pengantar dari pemred SeRu! lagi. Hebat!
Robby S.P. (mantan rekan sekerja) di Lampung

Kreatif banget
Dewi Astuti di Tangerang

Tadinya saya berpikir, seperti apa undangannya. Eh… bisa jadi kotak. Sekarang dipajang di rumah.
Elly Setyowati (mantan rekan sekerja) di Bandung

Selamat ya… 3 kali masuk Muri
Victor Longway Wang (sepupu Hendry) di Jambi

Ih… lucu!
Cici Ko A’an (kakak dari rekan sekerja) di Bandung

Keren. Aku suka buku kecilnya (BMTK -red.).
Hanna (karyawan swasta di Jl. Braga, Bandung)
08122332XXX

Buku Tanpa Judul bagus. Permainannya sederhana tapi menjebak. Buku Mini Tanda Kasih kecil, mungil tapi isinya bermutu.
Rosmery (ibu rumah tangga) di Muara Bungo, Jambi

Souvenir-nya hebat. Unik & keren
Mr. W (direksi sebuah perusahaan) di Jakarta

Unik & keren. Wah… bagus euy
Mrs. N (karyawati swasta) di Bandung

Undangannya very good!
Miss L.K. (karyawan swasta) di Jakarta

Seneng banget dapet undangan uniknya.
Miss Y.F. (karyawati swasta) di Palembang

Dari "Buku Mini Tanda Kasih" yang telah Pak Hendry terbitkan, saya menilai bahwa buku tersebut secara garis besar menceritakan tentang sifat, keadaan dan juga tanggapan orang mengenai kedua mempelai yaitu Pak Hendry dan istri (ibu Linda), karena buku tersebut memang dikondisikan dibuat untuk mengingat Anda berdua yang pada saat itu sedang merayakan pesta pernikahan. Tapi hal tersebut termasuk unik. Sejujurnya, jika saya pulang dari pesta, saya sering mendapatkan cinderamata yang bentuknya selalu sama dan kadangkala saya acuh dengan benda tersebut dikarenakan adanya persamaan dengan cinderamata lain.

Selain itu, saya setuju dengan apa yang tertulis di dalam buku tersebut bahwa pada dasarnya semua orang sama baik pria maupun wanita. Walaupun begitu, ada pula kelebihan/ kekurangan pada pria begitupun sebaliknya pada wanita. Di sinilah kesetaraan pria dan wanita diperlukan dalam menyeimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga ditemukan kata sepakat. Kita pun jangan selalu memberikan pendapat yang salah pada kesan pertama bertemu seseorang yang kita kenal. Berhati-hati adalah hal yang harus dilakukan, tetapi langsung memberikan keputusan bahwa orang tersebut tidak baik/ buruk adalah sama dengan berburuk sangka. Tapi saya salut, kok terpikir sampai memberi judul untuk intropeksi "Baut & Mur." Saya aja gak kepikir he..he..he

Oh ya saya pun setuju dengan selalu mengucapkan kata terima kasih di saat tertentu ataupun saat mendapatkan sesuatu. Dengan berterima kasih, setidaknya menghormati apa yang telah mereka berikan kepada kita, juga memberikan rasa senang kepada mereka, walaupun dari beberapa orang tidak menginginkan balasan, tapi dari pancaran wajah kita setidaknya mereka tahu bahwa kita senang dengan pemberiannya. Berterima kasih dengan hati yang ridho lebih nikmat daripada hanya sekedar numpang lewat mulut dan bibir saja.

Ngomong-ngomong... wawasan Pak Hendry luas juga ya, sampai tahu berbagai macam kata bahasa asing "Terima Kasih." Saya jadi tau nih sedikit-sedikit, terima kasih ya...

Sekian dulu komentar saya untuk tulisan Pak Hendry. Moga diterima, bila ada kesalahan maafkan ya... juga bila ada yang terlupa saya kirim lagi lewat email. Salam untuk keluarga di rumah.
Uci (keponakan seorang rekoris) di Cimahi
25 Maret 2005
13:06:33
tasra_fdh@xxx.com

Buku Mini Tanda Kasih:
Buku kecil yang bagus. Menarik dan tidak membosankan meski untuk dibaca ulang. Isinya singkat dan padat namun sanggup memaparkan kejadian yang berlalu tahunan dengan cukup detail. Style penulisan Ko Hendry memang telah khas, bahkan di Buku Mini Tanda Kasih, ke-khasan itu masih terlihat jelas. Dan yang lebih bagus lagi, semua orang jadi tahu kalau, istri Ko Hendry, Ce Linda, ternyata mempunyai tulisan yang bagus dan menarik juga. Kalau bisa, saat Ce Linda tidak sedang sibuk, diharapkan mengisi beberapa halaman BVD yang mungkin kosong.

Buku Tanpa Judul:
Sewaktu berkunjung ke rumah Ko Hendry, Koko sudah membuka beberapa rahasia tentang buku ini. Jadi, sewaktu ada beberapa orang yang bertanya perihal buku itu, setidaknya saya bisa menjelaskan sedikit. Memang, kalau tidak tahu akan sedikit membingungkan, tapi begitu tahu, semua orang akan mengekspresikannya dengan satu kata, “Oh …!” Dan, seperti tulisan-tulisan Ko Hendry yang lain, ciri khasnya terasa pada buku ini. Ide yang Koko tuangkan dalam buku ini juga menarik, misalnya: mini game pada halaman sampul belakang.

Mengingat buku ini Koko kerjakan hanya berdua dengan Ce Linda, atau bahkan sendiri, maka menurut saya, buku ini sangat bagus. Tidak ada kesalahan kosakata/ susunan, salah ketik dan sebagainya.
Hartono (HWH), redaksi majalah BVD
26-07-2005 11.09 PM
hart_yapono@xxx.com

Buku Mini Tanda Kasih bagus banget karena isinya banyak pelajaran yang mengandung hikmah seperti penilaian orang jangan dari penampilan, semangat dari Ko Hendry yang terus pengen menciptakan rekor, dan pengertian tentang kesetiaan, kesetaraan kedudukan pria dan wanita. Yang gak kalah menarik di buku tersebut diceritakan tentang Ko Hendry dan Ci Linda dan pelajaran tentang ucapan terima kasih dalam banyak bahasa. Pokoknya buku tersebut komplit, menarik dan unik. Sukses buat Ko Hendry dan Ci Linda, buat terus karya unik. Tapi kalau buat yang unik, bagi saya dong buat kenang-kenangan. Buddha bless you. Merci.
Johan Twins, Tangerang
085691261XXX
27-11-2006
11:24:18

"... Buku Mini Tanda Kasih-nya luar biasa. Kagum sama ide kreatifnya..."
Lani
081322066XXX
22 May 2007
07:21:13